Motif Pelaku Bom Astana
Motif Pelaku Bom Astana, Bom bunuh diri di Astaanyar, Bandung pada pekan lalu menjadi peristiwa yang tak disangka-sangka oleh berbagai pihak. Padahal dalam setahun belakangan, tren ancaman terorisme yang diklaim ada di Indonesia telah menurun. “Itu setelah sekian lama, kita bisa mengatakan bahwa tren ancaman terorisme yang sudah merujuk pada kejadian faktual bisa menurun (menurun),” kata Ketua Satuan Tugas Wilayah Bengkulu Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror, Kombes Pol Imam Subandi dalam acara Quo Vadis Pemberantasan Terorisme di Indonesia menurut KUHP Baru: Suatu Catatan Akhir Tahun pada Senin (12/12/2022). Terjadinya peristiwa Astaanyar, disebut Imam berkaitan dengan status residivis atau pelaku tindak pidana serupa. “Kemarin itu dia ada resividisme. Sudah menjalani hukumannya,” katanya.

Oleh sebab itu, Imam menyarankan pentingnya mekanisme setelah pemidanaan. Sebab, sang pelaku sudah bisa memperoleh kembali hak hukumnya setelah membayar kewajiban atas tindakannya. Akan tetapi, ada tantangan bagi para pelaku yang memang menganggap kematian sebagai kemuliaan. “Bagi mereka yang semangatnya ingin mati, bunuh diri oleh polisi atau apapun dan menaganggapi kematian itu mulia itu kan repot,” ujarnya. Persepsi seperti itu disebut Imam mirip dengan pelaku bom Sarinah pada tahun 2016 lalu. Saat itu Imam mengungkapkan sempat menanyakan maksud sang pelaku melakukan tindakan tersebut.“Itu kebetulan saya sempat nanya juga: ente mau kemana bro? Untuk mencegah merebaknya paham serupa, Imam menilai pentingnya tindakan preventif dalam penanggulangan terorisme. Tindakan preventif pun dianggap lebih mudah dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Sebab polisi, khususnya Densus 88 dapat bertindak tanpa harus menunggu peristiwa teror terjadi

Jenazah Pelaku Bom di Bandung Sempat Ditolak Keluarga

Motif Pelaku Bom Astana

Keluarga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, sempat menolak membawa pulang jenazah pelaku. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo, menjelaskan perlawanan ini terjadi ketika petugas berkomunikasi dengan pihak keluarga pelaku. pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar adalah Agus Sujatno alias Agus Muslim, warga Sukoharjo, Jawa Tengah. “Tapi, pada saat dikomunikasikan, pihak keluarga sempat menolak karena dianggap teroris, jadi tidak mau terima.

Baca Juga  Cara Mandi Wajib Syariat

Petugas berusaha membujuk pihak keluarga agar mau menerima kembali jenazah pelaku yang diduga terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Mendengar penjelasan dari petugas, pihak keluarga akhirnya mau menerima kembali jenazah pelaku yang berada di Rumah Sakit (RS) Sartika Asih, Kota Bandung. Ibrahim Tompo mengatakan pada hari Jumat (9/12/2022) istri dan anak pelaku sudah dalam perjalanan dari Solo menuju Bandung untuk menerima jenazah Agus Sujatno. “Jenazah masih di Rumah Sakit Sartika Asih karena masih menunggu istri dan anaknya yang dalam perjalanan dari Solo ke Bandung,” ungkapnya. Terkait lokasi pemakaman jenazah Agus Sujatno, polisi menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga.

Motif Pelaku Bom Astana bekerja sebagai juru parkir

Pekerjaan pelaku bom bunuh diri di Bandung adalah menjadi juru parkir di sebuah restoran di belakang Stadion Manahan, Solo. Juru parkir di tempat tersebut berinisial ER mengatakan pelaku sudah sejak tahun 2019 bekerja sebagai juru parkir di restoran tersebut. Ia juga membenarkan motor Suzuki Shogun berwarna biru yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) merupakan motor milik pelaku yang digunakan untuk berangkat ke tempat kerja. Buktinya, motor Suzuki Shogun berwarna biru yang terparkir di dekat Polsek Astana Anyar menjadi barang bukti penting karena terdapat tulisan pesan Agus Sujatno sebelum melakukan bom bunuh diri. ER menjelaskan ketika menjadi juru parkir kerap memakai celana cingkrang. “Kalau pas tugas parkir biasanya dia pakai celana cengkrang karena saya sering lewat jadi tau juga. Punya janggut tapi tipis,

Menurutnya, penghasilan pelaku menjadi juru parkir cukup besar karena dapat membawa uang Rp 500 ribu per hari. Dimata ER, Agus Sujatno merupakan sosok yang diam karena jarang berinteraksi dengan juru parkir yang lain. “Dia pendiam, kelihatannya kalau jagongan (mengobrol) sama temennya biasa tidak sevokal temannya,” tulisnya. Pelaku, Agus Sujatno tinggal di sebuah kos di wilayah Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Ketua RT setempat, Suparno mengatakan tidak mengenal pelaku karena dari awal datang tidak melapor ke RT.

Baca Juga  Detik-detik Depo Pertamina Plumpang Terbakar

Motif Pelaku Bom Astana Dua Polisi Korban Ledakan Bom Bunuh Diri

Motif Pelaku Bom Astana

Hingga saat ini, dua orang anggota polisi korban bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar Polrestabes Bandung masih dirawat di Rumah Sakit Sartika Asih Kota Bandung. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, dalam kejadian itu, ada 11 korban yang terdiri dari 10 polisi dan satu orang warga sipil. “Untuk korban kemarin ada 11, dari sebelas itu ada sepuluh anggota kepolisian, dari perawatan kemarin akhirnya bisa kembali sebanyak 7 orang, jadi sisa tinggal dua orang,” ujar Ibrahim Tompo, saat dihubungi Jumat (12/8/2022). Kedua anggota Polisi yang masih menjalani perawatan itu, mengalami luka di bagian betis dan tangan. “Karena kondisinya tergolong lebih fatal, sehingga dilakukan pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit,” katanya.

Sementara korban yang berasal dari warga sipil, kata dia, kondisinya sudah membaik dan dipulangkan ke rumahnya. “Warga tidak terlalu parah, sempat dilakukan perawatan kepada yang bersangkutan, dan kemarin dikembalikan dan dilakukan rawat jalan

Respon Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar, Yudo Margono Bakal Perkuat Program Deradikalisasi

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menanggapi peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (7/12/2022) lalu. Ledakan bom yang menghabisi satu orang polisi itu akan menjadi evaluasi sekaligus akan memperkuat program deradikalisasi. “Peristiwa kemarin tentunya akan menjadi program kita nanti ke depan, tentunya dengan kejadian-kejadian ini ya menjadi program kita ke depan untuk deradikalisasi,” kata Yudo di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok Jakarta Utara, Jumat (9/12). /2022).

Baca Juga  Tempat Makan di Malang Yang Wajib Di Kunjungi

Dia menambahkan program tersebut juga akan diterapkan di lingkungan TNI, yang dilakukan pula dengan pembinaan. Calon Panglima TNI ini mengatakan program deradikalisasi tersebut akan dilakukan hingga ke wilayah-wilayah pesisir pulau terpencil dan terluar yang melebur dengan negara lain. “Kalau laut punya pembinaan potensi maritim, jadi nanti kita tambahkan juga kegitan-kegitan itu khususnya di wilayah pesisir, pulau terpencil, pulau terluar,” kata Yudo.

Kabar Terbaru Korban Luka Akibat Bom di Polsek Astana Anyar

Inilah kabar terbaru soal dua korban luka akibat bom di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Ledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar membuat dua personel polisi harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Sartika Asih Kota Bandung. Dua polisi yang masih dirawat tersebut mengalami luka di bagian tangan dan betis. “Karena kondisinya tergolong lebih fatal, sehingga dilakukan pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit,” kata Kombes Pol Ibrahim Tompo Kabid Humas Polda Jabar. Ibrahim Tompo pun mengungkapkan ada 11 korban luka di pihak anggota kepolisian. Lalu ada satu korban luka dari warga sipil.

“Untuk korban kemarin ada 11, dari sebelas itu ada sepuluh anggota kepolisian, dari perawatan kemarin akhirnya bisa kembali sebanyak 7 orang, jadi sisa tinggal dua orang,” ujar Ibrahim Tompo, saat dihubungi Jumat (12/8/2022). Mengutip TribunJabar.id, warga sipil yang menjadi korban sudah dipulangkan karena kondisinya sudah baik. “Warga tidak terlalu parah, sempat dilakukan perawatan kepada yang bersangkutan, dan kemarin dikembalikan dan dilakukan rawat jalan,” pungkasnya.

Pelaku Pakai Bom Panci

Setelah melakukan investigasi, polisi menemukan fakta terbaru. Bom yang digunakan pelaku merupakan bom panci rakitan. Temuan tersebut karangan Komandan Satbrimob Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yuri Karsono. Ia mengungkapkan, bom panci rakitan tersebut juga berisikan paku. “Jenis bom yang meledak adalah jenis bom rakitan, dirakit dalam bentuk panci, dan biasa rekan-rekan dengar dengan bom panci,” ungkapnya.

Motif Pelaku Bom Astana 

Irjen Ibnu Suhendra selaku Deputi Bidang Penindakan dan Pembunaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan motif pelaku. Ibnu Suhendra mengungkapkan motif Agus Sujatno melakukan aksi tersebut adalah pelaku kebencian kepada pemerintah dan polisi. Motif tersebut juga pernah digunakan pelaku saat melakukan aksi terorisme pada 2017. Namun, kala tersebut, tindakan pelaku gagal. “Pada saat bom 2017 itu, dugaan ini melakukan perakitan bom dengan sasaran Kelurahan Cicendo. Ini menunjukkan kebencian kepada aparat pemerintah