Seputar Informasi Dunia Tiktok
Kasus Kematian Keluarga Rudianto, Warga Kalideres, Jakarta Barat di buat geger ole temuan jenazah satu keluarga. Keempat jenazah itu di temukan dalam kondisi membusuk. Keempatnya di duga tidak makan serta minum selama tiga pekan sebelum meniinggal dunia. Kasus ini jelas langsung menyita atensi publik, apalagi karena beredar kabar temuan sejumlah catatan di dekat jenazah. Kabar ini yang kemudian di luruskan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Haris Kurniawan, dalam program Sapa Indonesia Malam
Haris mengungkap salah satu jenazah di temukan di sisi kanan ruang tamu. “Yang pertama kami temukan adalah paman, dengan posisi telentang bersandar pada sofa Lalu ada dua jenazah wanita di kamar pertama, dengan salah satunya berada di atas ranjang dan lainnya di bawah. “Kemudian di kamar belakang satu, hanya ada satu jenazah laki-laki yang kita duga sebagai Pak Rudyanto Gunawan,” sambung Haris.
Saat olah TKP itulah polisi kemudian menemukan catatan di dekat jenazah yang langsung menjadi objek pemeriksaan intensif. Jadi pada saat olah TKP kita menemukan catatan, ada beberapa catatan. Setelah kita pelajari salah satunya adalah catatan menu, menu makanan,\” ungkap Haris.
Catatan menu bukan satu-satunya yang di temukan polisi. Rupanya polisi juga menemukan struk belanja yang sisa-sisa barangnya juga di temukan di rumah tersebut.\”Jadi ada struk belanja, isinya belanjaan itu adalah sejenis bedak bayi. Kita temukan juga sisa-sisa bekas kotak bedak bayi sangat banyak di lokasi. Nah kita masih mendalami apa kegunaan dari bedak-bedak tersebut,\” tutur Haris.
Warga Kalideres, Jakarta, di gegerkan dengan penemuan empat jenazah Kasus Kematian Keluarga Rudianto yang merupakan satu keluarga di dalam rumah pada Jumat (11/11/2022). Belakangan diketahui tidak ada luka pada keempat jenazah tersebut. Selain itu, kematian satu keluarga tersebut diduga akibat kelaparan.
Terkait kasus yang menghebohkan masyarakat itu, Muhammadiyah meminta pihak yang berkompeten, seperti kepolisian dan dokter forensik, untuk secepatnya melakukan pengusutan hingga tuntas.
“Muhammadiyah meminta kepada pihak yang berkompeten itu agar dapat mengungkap masalah ini secepatnya dan dengan sejujur-jujurnya,” kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas di Jakarta, Jumat.Pada kesempatan tersebut, Anwar Abbas juga mengungkapkan agar seluruh pihak dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut dan melakukan langkah-langkah yang tepat ke depannya agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
Sebelumnya, Sebelumnya di beritakan, ada empat jenazah di temukan di dalam sebuah rumah kawasan Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) malam. Penemuan jenazah tersebut bermula dari pihak RT setempat yang mencium bau tidak sedap dari dalam rumah tempat kejadian perkara (TKP)Setelah memeriksa sumber bau itu, warga mendapati ada empat jenazah di dalam rumah tersebut. Terkait hal itu, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati tidak menemukan bekas luka penganiayaan pada empat jenazah tersebut.Namun begitu, berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, lambung dari keempat mayat itu tidak berisi makanan.
Petugas kepolisian mengevakuasi Kasus Kematian Keluarga Rudianto (71) bersama tiga anggota keluarga lainnya dalam keadaan gelap gulita. Pasalnya, listrik di rumah korban diputus pihak PLN sehari sebelum jenazah ditemukan di perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).
Ketua RT setempat, Asiung menjelaskan, keluarga Rudianto memang menunggak pembayaran listrik. Tunggakan itu sudah sejak Agustus lalu. Asiung juga mengatakan, pemutusan listrik juga disetujui oleh pihak keluarga korban. “Atas permintaan pemilik rumah, ada chat dengan petugas PLN itu tanggal 4 Oktober, ‘Silakan bapak putus aliran listrik di rumah saya. Apabila saya ingin melakukan pemasangan baru, nanti saya akan menghubungi bapak’. Itu chat yang diberikan terakhir kepada petugas PLN Kalideres, kata Asiung di lokasi, menjelaskan isi chat petugas PLN dengan anak Rudianto, Dian, yang juga ditemukan tewas, Jumat (11/11/2022). Kemudian, pada tanggal 9 November atau sehari sebelum keempat jenazah ditemukan, petugas PLN datang untuk mencabut listrik kediaman Rudianto.Asiung menyebut, petugas PLN sempat mengetuk pintu rumah itu.
Namun tidak ada jawaban. Petugas terpaksa memutus aliran listrik rumah Rudianto dari lantai 2 dengan memanjat loteng.
“Tidak bisa masuk karena ini digembok (gerbang). Itu tanggal 9 belum dirusak,” katanya. Sehari kemudian, barulah Asiung dengan didampingi warga lainnya, membuka paksa rumah Rudianto lantaran aroma busuk sangat menyeruak.Saat membuka pagar rumah, Asiung menuturkan, dirinya terpaksa merusak gembok pagar yang terkunci dari dalam. “Saya bongkar pakai linggis itu gemboknya. Kondisi gelap karena sudah gak ada listrik,” katanya. Asiung juga sempat menelepon pihak PLN untuk meminta agar listrik dialiri dulu ke rumah tersebut. Namun petugas PLN menyebut jika permintaan tersebut harus atas persetujuan manajemen. Akhirnya dalam kondisi gelap-gelapan, Asiung masuk ke dalam pelataran rumah. Dengan menggunakan penerangan seadanya, ia kemudian mencungkil jendela yang ada di samping pintu utama. “Begitu buka pintu,di ruang tengah ada dua, wanita. Satu di ruang tamu jenis kelamin pria, belakang lagi, pria ya,” kata Asiung.
Ris Astuti, adik dari K. Margaretha Gunawan (58), satu dari empat jenazah sekeluarga yang ditemukan tewas membusuk di sebuah rumah di Komplek Citra Garden 1 Extension RT 07 RW 15 blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat mendatangi Polsek Kalideres, Sabtu (12/11/2022).
Bersama suaminya, Handoyo, dia memberikan keterangan terkait latar belakang keluarga kakaknya tersebut. Ris mengaku, sudah lama tidak berkomunikasi dengan keluarga kakaknya.
Bahkan, Ris menyebut pertemuan terakhir dengan sang kakak terjadi lebih dari lima tahun yang lalu.”Susah ya, kami sudah lama banget tidak pernah kontak sama dia,” ucap Ris usai menjalani pemeriksaan.Selain Margaretha, tiga orang lainnya yang ditemukan tewas adalah Rudyanto Gunawan (71) selaku suami, Dian (42) selaku anak dan Budyanto Gunawan (69) selaku ipar dari Rudyanto.
Ris mengatakan, keluarga Rudyanto tidak mempunyai masalah ekonomi.
“Ya sedang-sedang saja, tidak ada keluhan dan sebagainya. Ya istilahnya standar lah umum. (Secara ekonomi) ya cukup,” beber dia.Karena itu, Ris merasa heran apabila keluarga kakaknya kelaparan karena tidak mempunyai makanan.
“Justru kami sudah berapa puluhan tahun kan tidak pernah kontakan. Nah itu yang jadi masalah, kalau misalnya hanya cuma lapar itu tidak punya makanan bisa kan telepon saudara kan,\” beber Ris.Suami Ris, Handoyo menambahkan, keluarga Rudyanto juga tidak pernah bergabung acara keluarga inti sejak pindah 20 tahun yang lalu.
Empat orang ditemukan tewas membusuk di sebuah rumah di Komplek Citra Garden Satu Extension, RT. 07 RW. 15 blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) malam. Mereka adalah Rudyanto Gunawan (71), K. Margaretha Gunawan (58), Dian (42), dan Budyanto Gunawan.
Ris Astuti, adik dari Margaretha menyebut, sang kakak dulu pernah bekerja sebagai pedagang kue. Hal tersebut disampaikan usai diperiksa di Polsek Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/11/2022) siang tadi.
“(Kakak) kerjanya dulu jual kue,” kata Ris.
Sedangkan, korban Rudyanto selaku suami Margaretha, pernah bekerja sebagai pekerja kantoran. Hanya saja, Ris mengaku tidak tahu secara pasti terkait pekerjaan mereka saat ini. Lantaran sudah putus hubungan sejak lima tahun yang lalu.”Tapi yang bapaknya di kantor. kantoran, kerja kantoran. Tapi dulu, belakangan kami tidak tahu ya karena lepas kontak,” beber Ris.
Handoyo, suami Ris menambahkan, dirinya juga tidak mengetahui latar belakang pekerjaaan korban Dian dan Budyanto.
Permasalahannya sama, kedua korban tewas juga jarang berkomunikasi. “Kalau anaknya saya tidak tahu kerja apa,” beber dia.Hasil pemeriksaan medis sementara menyebutkan, tidak ditemukan sisa makanan di lambung empat orang yang tewas tersebut. Menurut kepolisian, itu masih keterangan sementara dan belum bisa menentukan penyebab satu keluarga tewas di Kalideres secara pasti.
Bau busuk yang menyengat tercium oleh warga dari sebuah rumah di Citra Garden 1 Extension RT 07/15 Blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat. Aroma tak sedap itu sangat mengganggu warga sekitar.
“Ahh mungkin bau busuk akibat bangkai tikus.” Begitulah asumsi awal yang ada di benak Ketua RT setempat Asiung, saat warganya melaporkan pertama kali tentang bau tak sedap yang muncul dari rumah itu pada Senin (7/11/2022).
Dua hari kemudian, Asiung kembali mendapat laporan serupa. Tapi kali ini datang dari petugas PLN yang kebetulan sedang memutus aliran listrik rumah tersebut.Untuk diketahui, rumah milik kakek Rudianto (71) itu sudah menunggak pembayaran listrik sejak Agustus lalu. Atas kesepakatan bersama, pihak keluarga Rudianto mempersilakan pihak PLN jika memang ingin memutus aliran listrik rumah itu.”Atas permintaan pemilik rumah, ada chat dengan petugas PLN itu tanggal 4 Oktober, ‘Silakan bapak putus aliran listrik di rumah saya. Apabila saya ingin melakukan pemasangan baru, nanti saya akan menghubungi bapak’ itu chat yang diberikan terakhir kepada petugas PLN Kalideres,” kata Asiung ditemui di lokasi, Jumat (11/11/2022).Asiung mengungkapkan,petugas PLN sempat mengetuk pintu rumah kakek Rudianto untuk menyampaikan ihwal tentang pemutusan listrik karena menunggak pembayaran. Namun tidak ada jawaban dari dalam rumah.
Petugas pun, kata Asiung, terpaksa memutus aliran listrik rumah Rudianto dari lantai 2 dengan memanjat loteng pada, Rabu (9/11/2022). Sang petugas pun mencium aroma tak sedap dari rumah itu, dan melaporkannya ke Asiung.”Tidak bisa masuk, karena di gembok (gerbang rumahnya). Itu tanggal 9 (November 2022) belum di rusak (gemboknya),” tutur Asiung.
Di liputi rasa penasaran yang besar karena laporan yang berulang kali di terimanya, Asiung di dampingi warga lainnya terpaksa membongkar gembok pagar rumah tersebut yang terkunci dari dalam untuk mencari sumber bau, Kamis (10/11/2022) sekitar pukul 18.00 WIB. “Saya bongkar pakai linggis itu gemboknya. Kondisi gelap karena sudah gak ada listrik, ” katanya.Asiung sempat menelepon pihak PLN untuk meminta agar rumah kakek Rudianto dialiri listrik dulu. Namun petugas yang bersangkutan menyebut jika permintaan tersebut harus atas persetujuan manajemen.
Akhirnya dalam kondisi gelap-gelapan, Asiung masuk ke dalam pelataran rumah. Dengan menggunakan penerangan seadanya, ia kemudian mencungkil jendela yang ada di samping pintu utama.
Dan betapa terkejutnya Asiung saat menyingkap gorden yang menutup jendela tak berteralis tersebut. Asumsi awalnya bau busuk itu disebabkan bangkai tikus, patah sudah.
“Saya lihat pertama di jendela, jendela itu tidak ada teralis, hanya kawat nyamuk gitu. Saya buka terus saya geser gorden, begitu saya geser, saya lihat, wah ini ada mayat,” kata Asiung.Sontak Asiung langsung menghubungi pihak Polsek Kalideres. Setibanya di lokasi, petugas membuka paksa pintu utama.
“Begitu buka pintu, di ruang tengah ada dua wanita. Satu di ruang tamu jenis kelamin pria, belakang lagi pria ya, ” kata Asiung.
Di ketahui, selain kakek Rudianto, istrinya Margaret (58) dan putri mereka, Dian (40), dan iparnya yang bernama Budianto (68).
Tak ada tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh 4 jenazah sekeluarga yang tewas tersebut. Mereka diduga tewas karena kelaparan lantaran tidak mengonsumi nutrisi selama tiga minggu. Hingga saat ini polisi masih melakukan pendalaman terkait kematian keluarga Rudianto. Jenazah satu keluarga yang tewas itu telah di evakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.